Menjadi fotografer pernikahan atau wedding memang
ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan agar pekerjaan bisa
berjalan dengan lancar. Pekerjaan ini tidak hanya memperhatikan hal teknis
saja, namun juga taste (rasa)
untuk mengambil momen yang berharga. Apalagi bagi fotografer pernikahan
yang baru pertama kali menerima job foto wedding, pemotretan saat acara resepsi
pernikahan bisa menjadi tantangan.


Ada banyak hal yang perlu
dipersiapkan dan dilakukan oleh fotografer pernikahan dengan persiapan
peralatan, SDM yang akan dilibatkan, obyek foto dan berbagai gaya yang akan
diambil, memahami lokasi pemotretan dan lain sebagainya. Selain terkait dengan
persiapan pemotretan, satu hal yang tidak kalah penting untuk dipikirkan adalah
berbagai aktivitas yang akan dilakukan saat acara dilangsungkan. Misalnya
setting kamera yang terbaik, pengaturan pencahayaan, mengelola file foto, sikap
dan perilaku dalam pemotretan dan lain-lain.
Berikut beberapa tips yang harus dilakukan oleh
fotografer pernikahan saat menerima job dokumentasi wedding :
1. Mempersiapkan berbagai
hal sebelum acara dimulai


Persiapan adalah kunci
sukses agar semua dapat dipastikan bisa berjalan dengan lancar tanpa
kendala. Persiapan untuk melakukan pemotretan akan lebih baik jika
dilakukan dalam waktu 1-2 hari menjelang acara dilangsungkan.
Persiapan
peralatan yang akan digunakan – Bagi
seorang fotografer pernikahan, peralatan bisa diibaratkan sebagai senjata untuk
maju ke medan perang. Untuk itulah persiapkan dengan baik berbagai peralatan
yang akan digunakan, mulai dari kamera, flash, reflektor, batre, carger,
payung reflektor dan lain sebagainya. Pastikan memorycard benar-benar
kosong. Akan lebih baik apabila masing-masing peralatan utama yang digunakan
memiliki cadangan.
Siapkan
sumber daya manusia – Sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi baik buruknya sebuah
karya. Peralatan sesederhana apapun jika dioperasikan oleh mereka yang memiliki
keahlian, hasilnya bisa lebih bagus daripada peralatan canggih tapi dioperasikan
oleh orang yang tidak menguasainya. Pastikan fotografer pernikahan
yang akan melakukan pemotretan adalah orang yang kompeten, bisa menguasai
peralatan dengan baik dan bisa mengambil berbagai moment secara tepat. Saran:
minimal dua fotografer pernikahan memiliki peluang lebih besar untuk
mendapatkan moment tak terduga. Dengan memiliki minimal dua fotografer
ini biasanya hasil foto akan lebih variatif, satu orang dapat
bekerja memotret pose-pose formal sedangkan yang lain bisa mengambil
gambar dengan menangkap momen-momen penting secara Candid.
Membuat
daftar foto yang akan diambil – Bagi
banyak fotografer pernikahan yang telah terbiasa melakukan pemotretan acara
nikah, biasanya mereka telah memiliki semacam template atau
perbendaharaan gaya dan pose yang akan mereka ambil saat bekerja, misalnya
mulai dari acara siraman, proses merias, akad nikah, foto keluarga, dan lain
sebagainya. Selain mempersiapkan template yang sudah ada, ada baiknya seorang
fotografer pernikahan juga memberi kesempatan kepada kedua mempelai untuk
berekspresi menurut cara mereka.
Meninjau
lokasi acara – Meninjau lokasi pernikahan
sebelum acara dimulai bisa menjadi satu cara untuk lebih bisa menguasai keadaan
saat memotret. Dari sinilah seorang fotografer bisa mengetahui posisi
terbaik dalam memotret, meletakkan berbagai peralatan penunjang,
memastikan kondisi pencahayaan, dan lain sebagainya. Banyak hal sebenarnya
yang bisa diperoleh dari meninjau lokasi pernikahan, termasuk efisiensi waktu
dan tenaga karena telah mengetahui rute lokasi secara tepat.
Mintalah koordinator
pemotretan – Saat pemotretan di acara
resepsi pernikahan, foto keluarga menjadi salah satu menu wajib yang tak
pernah ditinggalkan selain itu berfoto dengan kolega juga dibutuhkan, dengan
adanya koordinator dari pihak keluarga mempelai, maka sesi pemotretan bisa
dilakukan secara bergilir dan dapat dipanggil berurutan.
2. Gunakan teknis
pemotretan yang aman dan praktis


Menjadi seorang fotografer pernikahan memang harus bisa
bekerja secara efektif dan efisien namun tetap dapat menghasilkan karya foto
yang terbaik. Untuk itulah perlu juga men-setting semua
peralatan dengan baik agar dalam bekerja bisa maksimal. Ada banyak hal yang
bisa dilakukan, misalanya penggunaan shutter speed tinggi,
mematikan fitur suara, dan lain sebagainya.
3. Memotret moment berharga


Prioritaskan
moment-moment penting – Buatlah skala prioritas
dalam pengambilan gambar berdasar daftar foto yang telah dibuat. Ada foto-foto
yang WAJIB ada, dan ada juga foto-foto pelengkap untuk mendukung alur cerita
prosesi pernikahan.
Jangan
sepelekan hal-hal kecil – Sesuatu
yang penting dalam fotografi tidak selamanya berupa obyek-obyek yang
besar. Lengkapi stok foto yang diambil dengan berbagai pernak-pernik
pernikahan yang ada, misalnya foto mas kawin, proses tata rias pengantin,
souvenir unik, hantaran, dan lain sebagainya.
Jangan
takut ekplorasi pengambilan gambar – Selain
bisa mengambil gambar-gambar formal, dalam pemotretan salah satu fotografer
bisa melakukan banyak eksplorasi pengambilan gambar.
4. Perhatikan etika dalam
memotret


Pernikahan
merupakan salah satu proses yang sakral bagi banyak hidup seseorang.
Meskipun fotografer pernikahan memiliki kewenangan untuk mengambil gambar
secara bebas, namun harus tetap mampu menjaga etika, sikap, dan perilaku saat
melakukan pemotretan. Jangan hanya karena ingin mendapatkan sudut
pengambilan yang bagus lantas mengabaikan prosesi sakral yg
harus tetap terjaga. Disinilah pentingnya meninjau lokasi pernikahan bagi
seorang fotografer, posisi pemotretan bisa direncanakan sejak awal. Timing memang segalanya bagi fotografer
pernikahan, untuk itu dapatkan posisi paling tepat agar dapat mengambil
momen penting tanpa harus mengganggu jalannya prosesi pernikahan.
Bergeraklah secara cepat dan tepat agar foto-foto penting tidak
terlewatkan.
Jadi
pribadi yang humoris – Dengan
humor, fotografer pernikahan bisa menciptakan suasana lebih ceria sehingga
kedua mempelai bisa tersenyum lebar. Meski humoris namun jangan over, semua
harus disesuaikan dengan situasi yang ada.
5. Mengelola file foto
dengan baik

Gunakan ukuran
foto yang terbaik – Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal, saat melakukan pemotretan gunakanlah jenis file foto yang
terbaik, ukuran pixel tertinggi, lebih baik lagi menggunakan format RAW.
Dengan menggunakan file RAW, gambar dari sensor kamera akan
lengsung dikirim ke memory card tanpa
pengolahan dulu dalam kamera. Oleh karena itu dengan menggunakan file ini
fotografer bisa menyesuaikan exposure dan white balance menggunakan software digital di
komputer.
Backup foto pada beberapa media penyimpanan – Setelah proses pemotretan selesai, usahakan segera
memindah file foto kedalam media penyimpan, misalnya kedalam hardisc
eksternal dan laptop. Dengan menyimpan file foto ke dalam beberapa media
penyimpanan, maka foto bisa lebih aman jika terjadi sesuatu pada kamera
atau memorycard.
Selain
melakukan tips diatas, lakukan semua dengan rasa cinta dan ikhlas, karena dari
situ akan menghasilkan hasil dokumentasi yang maksimal, semoga bisa membantu
teman-teman yang akan memulai usaha fotografer wedding!
No comments:
Post a Comment